Selasa, 24 Maret 2020

Part 3: Hadis Perspektif Jumlah Perawi (PBA B)

Pembagian Hadis dapat dilacak dengan dua sudut pandang. Pertama, Jumlah perawi dan, Kedua, Kualitas Perawi. Untuk pembagian hadis dilihat dari sudut jumlah perawi, simak penjelasan pemakalah sebagai berikut:

Ulama berbeda pendapat tentang pembagian hadist ditinjau dari segi kuantitasnya ini. Maksud tinjauan dari segi kuantitas di sini adalah dengan menelusuri jumlah para perawi yang menjadi sumber adanya suatu hadist. Para ahli ada yang mengelompokkan menjadi dua bagian, yakni hadist mutawatir dan hadist ahad.

Hadis Mutawatir, menurut pemakalah adalah:
  
 “Hadist mutawatir adalah hadist yang diriwayatkan oleh perawi yang banyak yang diyakini tidak akan sepakat berbuat dusta dari perawi yang semisalnya, dari awal sanad hingga akhirnya. Yang periwayatannya disandarkan kepada pengamatan indrawi” (By Nuruddin Itr)
 

Mari kita berbicara mengenai hadis ahad.



“Khabar yang jumlah perawinya tidak mencapai batasan jumlah perawi hadist mutawatir, baik perawi itu satu, dua, tiga, empat, lima, dan seterusnya yang tidak memberikan pengertian bahwa jumlah perawi tersebut tidak sampai kepada jumlah perawi hadist mutawatir”. (By Khatib al-Baghdadi)


Mari diskusi dengan sebuah perumpamaan:
- jika ada sebuah hadis yang jumlah sanadnya dari Sahabat 1, Tabiin 5, Atba al-Tabiin 5, diberikan istilah hadis apa? 

Part 3: Fatrah Kenabian dalam Kajian Sirah Nabawiyyah

Setiap Rasul dan Nabi yang di utus oleh Allah ada masa jedanya. Berikut penegasan pemakalah:


Fatrah adalah zaman setelah wafatnya Nabi Isa As. Kepimpinan dunia mengalami kekosongan. Manusia semakin banyak yang menyimpang dari ajaran yang telah dianut. Mereka memasukkan ajaran-ajaran yang ada serta mengubah isi kitab sucinya. Dalam “kegelapan” dan “kegersangan” ini Allah mengutus Muhammad Saw sebagai utusan (Rasul) dengan membawa ajaran Islam. 
Kenabian merupakan desain dari Tuhan yang tidak bisa diberikan kepada karena usaha manusia. Allah Swt lebih tahu dimana dan kepada siapa kenabian diberikan. Muhammad Saw adalah manusia pilihan Allah Swt yang sudah dipersiapkan untuk membawa risalah kenabian untuk seluruh umat manusia yang melintas batas etnis, bangsa dan bahkan dunia. Muhammad Saw mendapatkan perintah Allah untuk menyampaikan amanat tersebut menurut kemampuan akal, pengetahuan dan kecerdasannya. Karena kebijaksanaan dan kegigihannya dalam memperjuangkan agama Islam akhirnya beliau berhasil merombak adat jahiliyah yang telah rusak dalam waktu yang relatif singkat selama kurang lebih 23 tahun.

Bagaimana dengan masa kekosongan yang Nabi Muhammad pernah alami ketika sudah diangkat menjadi Nabi dan Rasul? Seperti halnya banyak yang diungkap para Cendekiawan Muslim klasik tatkala membahas tentang Q.S al-Dhuha.