Hari pertama, kami berkunjung ke wilayah adat di Tana Toraja, Kete Kesu. Sebuah wilayah di Desa Tikunna Malenong, kecamatan Sanggalang. Kete Kesu sendiri merupakan komunitas adat Toraja.
Kebetulan, ketika kami datang merupakan puncak dari peringatan hari adat Internasional, sehingga banyak kegiatan serta pengunjungnya (pict 1). Baik itu lokal, interlokal maupun mancanegara.
Salah satu yang menarik di Wilayah ini adalah pemakaman kuno yang sudah berumur ratusan tahun. Pemakaman Erong.
Pemakaman pertama warga toraja sebelum mengenal Agama, sudah berumur ratusan tahun dan itu menempel di dinding pegunungan (pict 2). Yang masih tertara rapi tengkoraknya. Menurut salah satu juru kuncinya, semakin tinggi tempatnya semakin tinggi pula strata sosialnya.
Secara Adat Toraja, jenazah orang yang meninggal tergolong dua jenis, yaitu jenazah To Maluka dan jenazah To Mate. Jenazah To Maluka merupakan jenazah yang sengaja di semayamkan dan disimpan namun masih dianggap sebagai orang yang sakit, sedang jenazah To Mate merupakan jenazah dalam proses menuju upacara Rambu Solo.
Kembali ke Kete Kesu. Di area ini area teratas memiliki Goa yang mana dalam Goa terdapat 1 peti jenazah. Peti ini, menurut Juru Kuncinya, adalah romeo-julietnya Toraja, namun karena masih keluarga, pasangan tersebut tidak direstu dan akhirnya melakukan bunuh diri di Goa tersebut (pict 3: dari luar, karena masuk goa harus ditemani dan saya egk berani 😌).
Jika di urut silsilah keluarga, menurut warga sekitar, bahwa peti-peti jenazah yang ada dalam area tersebut masih keluarga dari pasangan romeo juliet.
Meski tergolong area pemakaman nenek moyang, ini yang membedakan dengan ada di Jawa. Disini tidak tercium sama sekali aroma khas sesajen, meski ada sesembahan yang juga menarik: botol air minum dan putung rokok.
Besok ada cerita lagi, karena ada upacara adat, penyembelihan kerbau, sebuah simbol bahwa arwah akan sampai puya. Bagaimana itu? Tunggu ya...
Toraja, 09 Agustus 2023