Bahasa merupakan alat komunikasi yang digunakan dalam keseharian
manusia, baik itu dalam usaha bisnis, berinteraksi dengan teman, bahkan dengan
penyandang cacat. Dalam Bahasa Indonesia kata Bahasa mempunyai
beberapa makna atau pengertian. Bahasa adalah sistem lambang yang berwujud
bunyi. yang dilambangkan itu adalah suatu pengertian, konsep, ide atau pikiran
yang ingin disampaikan dalam wujud bunyi. Lambang- lambang bunyi bahasa berwujud
kata, frase, klausa, kalimat dan wacana. Karena bahasa itu bermakna, maka
segala ucapan yang tidak mempunyai makna dapat disebut bukan bahasa.[1]
Setidaknya ada dua teori tradisional yang
menyatakan tentang kelahiran bahasa, yakni hipotesis monogenesis dan hipotesis poligenesis.
Ening
Herniti mengutip sumarsono memaparkan bahwa berdasarkan hipotesis monogenesis semua
bahasa di dunia ini berasal dari satu bahasa induk dan menyakini keterlibatan
Tuhan atau Dewa dalam permulaan sejarah berbahasa.[2]
Sehingga menurut teori ini sejak generasi pertama manusia sudah dibekali
kemampuan berbahasa, dan bahasa inilah yang diwariskankan kepada keturunan
mereka (manusia).
Sedangkan
hipotesis Poligenesis, masih
menurut Ening Herniti
adalah hipotesis yang menyatakan bahwa bahasa-bahasa yang berlainan lahir dari
berbagai masyarakat, juga berlainan secara evolusi. Menurut teori ini, bahasa
di dunia ini tidak mungkin berasal dari satu bahasa induk. Asal-usul bahasa itu
sangat berlainan, bergantung pada faktor-faktor yang mengatur pertumbuhan bahasa
itu.[3]
Membicarakan al-Quran yang menarik salah
satunya adalah berbicara mengenai bahasa. Banyak cerita teologis mengenai
perdebatan tsb yang bermuara nantinya pada al-Quran itu Qadim atau Hadis. Jika dilihat
dari pemaparan pemakalah di atas, menurut anda bahasa al-Quran terkategorikan? Silahkan
berdiskusi
Menurut saya bahasa alquran itu qadim, lebih tepatnya qadim dzaati. Karena alquran itu merupakan Kalamullah yang bersifat qadim dan bukan hadis (baru), meskipun mushafnya bersifat hadis (baru). Dan kalam itu merupakan salah satu dari sifatnya Allah, mustahil Alah tidak memiliki sifat kalam. Manusia sebagai hambanya ajah bisa berbicara masak Allah sebagai sang kholiq tidak memiliki sifat kalam. Jadi kesimpulannya alquran itu qadim bukan hadis, karena alquran itu Kalamullah, maka sifat kalamnya Allah melekat pada dzat-Nya.
BalasHapusMenurut saya bahasa al-qur'an dikategorikan hadis karena ia telah diwujudkan dengan bentuk yang lain yang dapat dipahami oleh manusia yang baru / sudah terejawantah menjadi sebuah suara atau huruf-huruf. Sesuai dari pemaparan makalah yang menyatakan bahwa Bahasa adalah sistem lambang yang berwujud bunyi.
BalasHapusSedangkan kalamnya bersifat qodim karena maknanya yg menyatu dengan kalam dan eksis pada dzat Alloh sendiri serta menjadi sifat-Nya. Selain itu al-Qur'an diturunkan secara berangsur-angsur nah itu jg menunjukkan keqodimannya.
��
Dela Ayuwini (3117027)
BalasHapusMenurut saya bahasa Al-Quran itu Qadim yaitu tidak ada permulaan bagi adanya. Di dalam bahasa arab qadim juga bermaksud lama tetapi bukan ini yang dimaksudkan dengan qadimnya kalamullah (al-Quran) kerana lama itu ada permulaannya. seperti kita katakan bangunan itu lama. lama di sini menunjukkan adanya permulaan kepada adanya bangunan tersebut. Kemudian bahwa ayat-ayat allah yang tertulis dan tersusun dalam mushaf itu hadits (baru )karena mushaf itu bisa saja hancur, berubah warna kertasnya atau koyak (bhs malaysia nya hehe). Jadi tidak bisa dikatakan qadim karena ciri-ciri qadim itu tidak berubah,abadi,maka yang kita anggap kalam allam yang qadim adalah kalam nafsinya. Dan terakhir,bahwa orang yang berkata al-Quran itu makhluk adalah fasik, dan belum sampai pada derajat kafir
Pembahasan mengenai qadim atau hadisnya kalam Ilahi merupakan pembahasan teologi yang dipandang paling rumit dan selalu menjadi pembahasan dalam sepanjang sejarah Islam. Akan tetapi menurut saya ada berbagai aliran dalam pemahaman bahwa al Quran itu qodim atau hadis diantaranya menurut imam Ahmad bin Hambalang bahwa kalam Ilahi (Al Qur’an) berasal dari suara dan huruf yang ada dalam zat Allah. Karena itu ia termasuk qadim. Adapun dalil yang mereka kemukakan adalah “Pertama, bahwa zat Allah itu qadim, dan kedua bahwa kalam itu sebagai sifat Allah. Sifat bagi zat yang qadim harus juga qadim karena apabila sifat bagi zat qadim itu adalah hadis (baru-tercipta) maka akan menyebabkan perubahan pada zat qadim. sedangkan perubahan pada zat Allah adalah mustahil. Dan menurut asy'ariyah mengatakan dalam Al- milal wa al-Nihal : “Allah berbicara dengan kalam, dan kalam-Nya itu bersifat qadim, maknanya yang menyatu dan eksis pada jiwa sang mutakallim, tetapi tidak menyatu dengan lafadz dan ibarat. Ibarat adalah indikaasi-indikasi dari kalam manusia. Oleh karena itu, mutakallim adalah seseorang yang menyatu dengan kalam dan eksis pada dirinya. Jadi al Quran itu bersifat qadim mustahil jika bersifat hadis
BalasHapusMaaf koreksi itu yang pertama menurut imam Ahmad bin hambal dan yang kedua menurut kelompok asy'ariyah
BalasHapusM. Amin Rosadi
BalasHapus3117062
Maulana Syeikh Mukhtar RA menjelaskan; sebelum kita mengatakan al-Qur’an qodim atau hadis, kita harus memahami arti Kalam dan Qoul.
Antara Kalam dan Qoul terdapat perbedaan signifikan. Kalam tidak selamanya harus diucapkan. sedangkan Qoul adalah sebuah ucapan.
Contoh: seorang menteri membaca surat Presiden. Maka perkataan seorang menteri adalah Qoul dan surat adalah Kalam Presiden. Kalamullah bukan berupa ucapan dan bukan pula tulisan. Manusia tidak pernah mendengarkan al-Qur’an dari Allah, tapi mendengarnya dari Rasulullah saw
Allah SWT berfirman:
“Innahu laqoulu rosulun karim” Sesungguhnya ia Qaul ( perkataan ) utusan yang mulia
“Fa innama yassarnahu bilisanika” Dan sesungguhnya kami telah mudahkan ia di lidahmu
“Wa haza lisanun ‘arobiyyun mubin” Dan inilah lisan Arab yang nyata.
Mengenai qodim dan hadisnya al-Qur’an Maulana Syeikh Mukhtar RA menjelaskan bahwa al-Qur’an qodim ( dahulu ) dengan catatan dan hadis ( baru ) dengan catatan. Qodim karena al-Qur’an kalam Allah dan hadis karena al-Qur’an adalah Qoul Sayyidina Muhammad SAW.
Menurut saya bahasa dlm Al-Qur'an termasuk kedalam hipotesis monogenesis krn Tuhan merupakan induk dari segala-galanya dan itu termasuk Qadim krn Al-Quran merupakan kalam Allah
BalasHapusM sholeh edi Suryani 3117072
menurut saya al qur'an itu adalah qodim bukan hadist, karna arti dari hadist itu sndiri adalah sesuatu yang baru sdkn al qur'an adalah kalamullah tidam mungkin itu bersifat baru. yg disebut hadist itu sndiri adalah apa2 yg berasal dr Rosulullah bisa berupa dr suatu kejadian atau penjabaran dr al qur'an yang masih bersifat umum. atau bahkan penamaan alqur'an bersifat qodim atau hadis juga tergantung dr suatu golongan teologi yang meyakininya.
BalasHapusMenurut saya bahasa alqur'an adalah qadim dan bukan hadis. Karena bahasa alqur'an merupakan kalamullah yang mana kalamullah itu berbahasa arab. Dan kalam itu adalah sifatnya Allah yang melekat pada Dzat-Nya. Manusia saja yang merupakan makhluknya memiliki kemampuan untuk berbicara, apalagi Allah yang merupakan Dzat yang menciptakan manusia.
BalasHapusMenurut saya, bahasa Al-Qur’an terkategorikan hipotesis monogenesis. Al-Qur’an juga qadim. lafadz dan makna dalam Al-Qur’an berasal dari Allah.
BalasHapusMenurut yang saya pahami dari isi makalah tersebut ialah al quran itu qodim karena al-Qur’an menjadi bagian yang tidak terpisahkan dari sifat dzat Allah yang kekal, yaitu sifat kalam. Kekekalan kalam Tuhan inilah yang mendorong terbentuknya formula tentang “gambaran wujud al-Qur’an yang sudah ada sejak awal, yaitu dalam wujud nash yang tertera di Lauh Mahfuzh.
BalasHapusYang tertera di lauh mahfuzh
BalasHapusMaaf salah penulisan
Menurut saya bahasa yang ada dalam al qur'an adalah qodim dan bukan hadits. Karna bahasa al qur'an itu adalah dari Allah dan merupakan bagian dari kalamuAllah yang bersifat qodim
BalasHapusMenurut saya bahasa yang ada dalam al qur'an adalah qodim dan bukan hadits. Karna bahasa al qur'an itu adalah dari Allah dan merupakan bagian dari kalamuAllah yang bersifat qodim
BalasHapusSebagaimana mengutip pendapat imam Al Baidhowi, Al Quran bisa dikatakan qadim juga bisa dikatakan hadis. Sejatinya kalam Al-Qur'an termasuk qadim, karena Al-Quran merupakan kalam Allah yang bersifat azali sebagaimana dzat-Nya. Kalam Allah ini tidak berupa suara ataupun huruf serta ia tersimpan dalam laukhul mahfud. Imam Baidhowi mengkategorikan kalam ini sebagi kalam nafsi.
BalasHapusJika kita lihat pengertian bahasa dari pemakalah di atas, kalam ini termasuk konsep atau ide yang akan dilambangkan. Sedangkan wujud dari pelambangan yang diwujudkan dalam kata ataupun kalimat, dikategorikan sebagai kalam lafdzi. Kalam lafdzi mewujudkan ide atau konsep yang termasuk dalam kalam nafsi tersebut. Oleh karenanya kalam lafdzi ini termasuk hadits. Sebagaimana Al-Quran yang sekarang kita temui.
Dari pemaparan pemakalah diatas, menurut saya bahasa Al-Qur'an terkategorikan sebagai hipotesis monogenisme dimana semua bahasa di dunia ini berasal dari satu bahasa induk dan menyakini keterlibatan Tuhan atau Dewa dalam permulaan sejarah berbahasa. Sehingga dapat dikatakan bahwa al-Qur'an itu termasuk qadim. Sebab al-Qur'an sendiri merupakan kalamullah yang menjadi bagian dari sifat Dzatiyah yang melekat pada diri Tuhan yang qadim dan tidak dapat dipisahkan. Akan tetapi, qadimnya al-Qur'an disini tidak sama dengan qadim Tuhan itu sendiri. Karena qadim Tuhan itu tidak terbatas, tidak disebabkan apapun dan tidak bersandar pada apapun. Sedangkan qadim al-Qur’an masih bersandar pada Allah.
BalasHapusMenurut saya Alquran termasuk qodim..sedangkan dalam teoru diatas makabtermasuk teori hipotesis monogesis, dimana Tuhan terlibat dalam sejarah adanya bahasa
BalasHapusBerdasarkan pemaparan diatas, bahasa al-Quran dikategorikan hadis sebagaimana dituliskan diatas bahwa bahasa adalah sistem lambang yang berwujud bunyi dalam bentuk kata, frase, klausa, kalimat dan wacana. Yang hadis adalah bahasa Al-Qurannya.
BalasHapusBahasa Al quran adalah qodim, namun ada yg beranggspan pula sebagai hadis
BalasHapusDan bahasa alquran berisi simbol" dari tuhan
Dari penjelasan makalah diatas maka dapat disimpulkan bahwa Al-Qur'an termasuk dalam hipotesis monogenesis bahwa semua bahasa di dunia ini berasal dari satu bahasa induk dan menyakini keterlibatan Tuhan dalam permulaan sejarah berbahasa.
BalasHapusAhlussunnah Waljaama’ah sepakat mengatakan al-Qur'an itu Qadim. Haram mengatakan al-Qur'an itu hadits (baru) ,Mengapakah dikatakan al-Qur'an itu Qadim? Sblm saya menjawab to the point, Mungkin akan ada bantahan dari golongan muktazilah mengatakan ia hadits (baru) karena kalam allah sudah menjadi lafdzi, sedangkan kelompok lain seperti asyairah mengatakan, mushaf itu tetap Qadim karena inti al-Qur'an itu adalah Kalam Nafsinya sebagaimana Qadimnya zat, titik perbedaannya adalah Asyairah membedakan antara kalam lafdzi dan kalam nafsi,sedangkan muktazilah tidak mengakui perbedaan kalam nafsi dan kalam lafdzi. Qadimnya Kalam ini dilihat pada hakikatnya. Hakikat Kalam nafsi pada zat Allah dan lafdzi al-Qur'an adalah sama.
(Mohon maaf jika terdapat kesalahan pemahaman saya,mohon koreksinya)
Dalam konsep Asy'ariyyah al-Qur'an dipandang sebagai kalam qadim, dikatakan begitu karena al-Qur'an dipandang sebagai kalam dzatiy bukan sebuah mushaf. Karena kalam dzatiy ini bersifat "la shouta wa la harfa (tidak bersuara dan tidak berhuruf), bahasa ini lah yang disebut sebagai bahasa ilahiyyah. Akan tetapi setelah kalam dzatiy ini yg berbahasa ilahiyyah diwahyukan kepada Nabi Muhammad maka al-Qur'an ini ditransformasikan bahasanya ke bahasa manusia dalam hal ini bahasa Arab. Jadi, menurut saya bahasa al-Qur'an bisa disebut qadim karena al-Qur'an merupakan kalam dzaty yg berbahasa ilahiyyah dan bahasa al-Qur'an disebut hadits karena telah ditransformasikan ke bahasa manusia.
BalasHapus