Dalam penerapan ilmu semantik dalam menggali makna sintagatik dan asosiatif (paradikatik) dari sebuah kata, dapat dilakukan dengan langkah sebagai berikut:
Mengumpulkan ayat/ kata yang menjadi kajian sentral
Menentukan makna dasar
Menentukan makna yang berhubungan( relasi) yang bersifat linear
Menentukan makna sintagmatik dan asosiatif
Menentukan “tempat” sebuah kata berdasarkan tema
Kemudian, dalam menentukan makna sintagmatik dan asosiatif, dapat dilakukan dengan berbagai relasi yang bersifat linear.
Contoh Penerapan:
surat al-An’am: 79 dan an-Nisa: 125
إِنِّي وَجَّهْتُ وَجْهِيَ لِلَّذِي فَطَرَ السَّمَاوَاتِ وَالْأَرْضَ حَنِيفًا ۖ وَمَا أَنَا مِنَ الْمُشْرِكِينَ ) الأنعام :79 )
وَمَنْ أَحْسَنُ دِينًا مِمَّنْ أَسْلَمَ وَجْهَهُ لِلَّهِ وَهُوَ مُحْسِنٌ وَاتَّبَعَ مِلَّةَ إِبْرَاهِيمَ حَنِيفًا ۗ وَاتَّخَذَ اللَّهُ إِبْرَاهِيمَ خَلِيلًا (النساء: 125)
Kata hanifa di atas merupakan hal, sedangkan hal mensifati fi’il. Dalam ayat di atas terdapat fi’il ‘fatara’ sebelum kata hanif yang berarti hukum alam, maksudnya bahwa tabiat langit, bumi dan materi-materi yang ada dalam alam ini bergerak dan berubah-ubah. Dengan kata lain al-hunafa` adalah sifat alami dari seluruh tatanan alam semesta. Langit dan bumi sebagai struktur kosmos, bergerak dalam garis lengkung, bahkan elektron terkecil pun juga tidak luput dari gerakan ini. Sifat inilah yang menjadikan tata kosmos itu menjadi teratur.
Sedangkan analisa paradigmatik muncul ketika mempertemukan ayat-ayat yang bertempat di berbagai macam surah, dengan berdasarkan kepada teori bahwa kata adalah ekspresi dari makna dan yang terpenting dari suatu bahasa adalah maknanya, Tampak diatas perbandigan hanafa dengan janafa yang artinya condong kepada kebagusan seperti yang tertera pada surah al-Baqarah: 182
فَمَنْ خَافَ مِن مُّوصٍ جَنَفًا أَوْ إِثْمًا فَأَصْلَحَ بَيْنَهُمْ فَلَآ إِثْمَ عَلَيْهِ ۚ إِنَّ ٱللَّهَ غَفُورٌ رَّحِيمٌ
“barangsiapa khawatir terhadap orang yang berwasiat itu, berlaku berat sebelah atau berbuat dosa, lalu ia mendamaikan antara mereka, maka tidaklah ada dosa baginya. Sesungguhnya Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang”.
Tampak pula perlawan konsep hanafa dengan konsep al-istiqamah, Kemudian tersimpulkan bahwa tidak pernah ditemukan ihdina ila al-hanifiyyah, tetapi ihdina al-shirath al-mustaqim, di surah al-Baqarah: 142, ali Imran:51 dan lain-lain.
سَيَقُولُ السُّفَهَاءُ مِنَ النَّاسِ مَا وَلَّاهُمْ عَنْ قِبْلَتِهِمُ الَّتِي كَانُوا عَلَيْهَا ۚ قُلْ لِلَّهِ الْمَشْرِقُ وَالْمَغْرِبُ ۚ يَهْدِي مَنْ يَشَاءُ إِلَىٰ صِرَاطٍ مُسْتَقِيمٍ (البقراة: 142)
إِنَّ اللَّهَ رَبِّي وَرَبُّكُمْ فَاعْبُدُوهُ ۗ هَٰذَا صِرَاطٌ مُسْتَقِيمٌ (ال عمران: 51)
al-Shirath al-Mustaqim inilah yang menjadi batasan ruang gerak dinamika manusia dalam menetapkan hukum Allah. Disinilah landasan teori limit bergerak sejalan dengan fitrah alam tersebut, dalam aspek hukum yang terjadi. Realitas masyarakat senantiasa bergerak secara harmonis. Sedangkan istilah As-Shirat Al-Mustaqim, adalah sebuah keniscayaan untuk mengontrol dan mengarahkan perubahan tersebut. Dengan demikian, AsShirat Al-Mustaqim menjadi batasan ruang gerak dinamika manusia dalam menentukan hukum. Atas dasar semua ini, memperoleh pemahaman bahwa letak kekuatan Islam sebenarnya adalah pada dua sifat ini, sebab dari dua sifat yang berlawanan ini akan muncul beragam alternatif dalam penetapan hukum Islam sesuai dengan perkembangan tata kehidupan manusia; Dari sinilah, lagi-lagi Syahrur memperkenalkan apa yang disebutnya teori hudud/batas/limit. Asumsi dasarnya adalah bahwa Allah, di dalam al-Qur`an, menetapkan konsep-konsep hukum maksimum dan minimum (al-istiqamah), dan manusia senantiasa bergerak dari dua batasan ini (alhanifiyyah).
Bagaimana penerapan langkah-langkah menggali makna sintagmatik-paradigmatik dalam contoh yg diajukan oleh pemakalah?
Menurut yang saya tangkap kajian tersebut sangatlah penting bagi manusia dalam menjalani hidup dengan menggunakan alquran sebagai pedomannya. Khususnya mereka yang menggeluti dalam kajian ilmu alquran dan tafsir. Karena tanpa kajian ilmu tersebut mungkin kita tidak akan memahami maksud atau makna yang ingin disampaikan alquran, sehingga kita pun tidak tahu apa sebenarnya yang terkandung di dalamnya.
BalasHapusKomentar ini telah dihapus oleh pengarang.
BalasHapusMenurut saya langkah-langkah dalam menggali makna sintagmatik dan paradigmatik, yang telah dipaparkan pemakalah adalah kembali ke arti asal kata sintagmatik dan paradigmatik yang memiliki kesinambungan.
BalasHapusSintagmatik berfungsi sebagai dasar-dasar argumen dari paradigmatik.
Langkah-langkah menggali makna sintagmatik-paradigmatik dalam contoh yg telah dipaparkan pemakalah surat al-An’am: 79 , an-Nisa: 125 dan al-Baqarah: 182
BalasHapusإِنِّي وَجَّهْتُ وَجْهِيَ لِلَّذِي فَطَرَ السَّمَاوَاتِ وَالْأَرْضَ حَنِيفًا ۖ وَمَا أَنَا مِنَ الْمُشْرِكِينَ ) الأنعام :79 )
وَمَنْ أَحْسَنُ دِينًا مِمَّنْ أَسْلَمَ وَجْهَهُ لِلَّهِ وَهُوَ مُحْسِنٌ وَاتَّبَعَ مِلَّةَ إِبْرَاهِيمَ حَنِيفًا ۗ وَاتَّخَذَ اللَّهُ إِبْرَاهِيمَ خَلِيلًا (النساء: 125)
فَمَنْ خَافَ مِن مُّوصٍ جَنَفًا أَوْ إِثْمًا فَأَصْلَحَ بَيْنَهُمْ فَلَآ إِثْمَ عَلَيْهِ ۚ إِنَّ ٱللَّهَ غَفُورٌ رَّحِيمٌ (البقرة: 182)
Coba kita perhatikan ayat 79 dlm qs. Al-an'am dan qs. An-nisa ayat 125 diatas, didalamnya kita dapati unsur-unsur kata yang sama yaitu kata حنيفا. Kemudian kita kelompokkan dan klarifikasi. Hubungan yg terdapat antara unsur-unsur kalimat pada contoh qs al-an'am : 79 dan qs. An-nisa : 125 diatas adalah hubungan yg terdapat pada tataran jumlah, ini yg disebut hubungan sintagmatik. Hubungan sintagmatik menunjukkan hubungan makna dan fungsi antara satuan bahasa sesuai tataran/letak. Seperti subjek yang menyesuaikan wazannya.
Hubungan paradigmatik yakni hubungan antara satuan-satuan bahasa yg memiliki penyesuaian tertentu secara sistematis. Hubungan ini menunjukkan bahwa satuan-satuan bahasa itu Termasuk dalam satu kelas untuk masing-masing tataran. Dilihat dari perbedaan huruf seperti dijelaskan pemakalah dalam kata حنيفا pada qs.al-An’am: 79 dan qs. an-Nisa: 125 dengan kata جنفا dalam qs. al-Baqarah: 182. Selain itu bisa juga di lihat dari perbedaan wazannya, atau dari perbedaan dari objeknya.
Terimakasih, itu sekilas dari pemahaman saya, mohon maaf apabila masih banyak kekeliruan atau kesalahan. ��
Langkah langkah singtamantik paradigmantik yang telah dipaparkan makalah merupakan suatu cara untuk mempermudah dalam menggali makna dalam al quran, seperti yang telah dicontohkan kata hanafa yang terdapat pada surat al anam ayat 79 dari situ kita sudah menentukan ayat yang menjadi sentral dan mengetahui makna dasar dari kata tersebut.
BalasHapuslangkah-langkah sintagmatik paradigmatik yang ditempuh pemakalah dalam contoh diatas adalah berusaha menggali makna dengan menerapkan salah satu ilmu bahasa arab, seperti ilmu nahwu, dimana dalam contoh tersebut dari ayat alqur'an yang telah dipaparkan bisa ditentukan mana yang hal dan fi'il, begitupun dengan contoh selanjutnya mengenai kata ihdina as-shiraat al-mustakim, dimana manusia itu harus berada dijalan yang lurus yaitu jalan diantara dua jalan, seperti teori hudud yang dikemukakan Syahrur, teori yang mengungkap tentang hukum-hukum.minimum dan maksimum dimana manusia berada diantara kedua batas tersebut (al-hanafiya)
BalasHapuslangkah-langkah sintagmatik paradigmatik yang ditempuh pemakalah dalam contoh diatas adalah berusaha menggali makna dengan menerapkan salah satu ilmu bahasa arab, seperti ilmu nahwu, dimana dalam contoh tersebut dari ayat alqur'an yang telah dipaparkan bisa ditentukan mana yang hal dan fi'il, begitupun dengan contoh selanjutnya mengenai kata ihdina as-shiraat al-mustakim, dimana manusia itu harus berada dijalan yang lurus yaitu jalan diantara dua jalan, seperti teori hudud yang dikemukakan Syahrur, teori yang mengungkap tentang hukum-hukum.minimum dan maksimum dimana manusia berada diantara kedua batas tersebut (al-hanafiya)
BalasHapusLangkah untuk menggali makna sintagmatik dan paradigmatik yang dipaparkan oleh pemakalah di atas menjelaskan tentang bagaimana memperoleh makna suatu kalimah. Dengan cara mencari sentral kata, hubungan makna serta fungsi atau letak dari kata itu sendiri.
BalasHapusPragmatig dan sintematig
BalasHapusAdalah cara penggalian makna, dengan mencari maksud kata teks yg akan d tuju dengan cara pencarian mana yg hal dan mana yg fi'il sehingga makna yg dituju oleh teks suci bisa di temukan, pencarian makna itupun tidak luput dari peran ilmu alat seperti nahwu sharaf ,dengan demikian kajian ini bisa lebih merincikan apa sebab ,knp, mengapa teks mengatakan demikian
Dari contoh diatas, langkah yang pertama dilakukan adalah mengumpulkan ayat yang punya kata yang sama, dalam contoh yang ingin digali maknanya adalah kataحنيفا.setelah mengumpulkan berbagai ayat yang sama, langkah selanjutnya adalah menyimpulkan makna dasar kata hanif dari 2 ayat yang disajikan. Langkah selanjutnya adalah menentukan makna kata yang punya relasi dengan makna yang dikaji..dalam contoh diatas kata hanif dibandingkan atau punya keterkaitan dengan kata جنيفا. Dari dua kata diatas dapat ditarik relasinya..kemudian menentukan makna atau melakukan perbandingan yang selinier dengan kata tersebut..yaitu kata صراط المستقيم. Jadi menurut saya, dalam menemukan makna sintagmatik dan paradigmatik dapat dilakukan sesuai dengan langkah yang sudah ditawarkan oleh pemakalah.terimakasih
BalasHapusDari contoh yang diajukan pemakalah, penerapan langkah untuk menggali makna sintagmatik dan pragmatik adalah dengan mengumpulkan ayat yang memiliki kata yang sama. Selanjutnya, menyimpulkan makna dasar kata tersebut dari dua ayat yang disajikan. Setelah itu menentukan makna kata yang memiliki relasi dengan makna yang dikaji. Kemudian melakukan perbandingan yang selinier dengan kata tersebut.
BalasHapusDari pembahasan yang dipaparkan oleh pemakalah dapat disimpulkan bahwa dalam menggali makna dari suatu kalimat atau lafadz menggunakan pendekatan sintagmatik yang mana dalam pendekatan tersebut harus memahami ilmu nahwu terlebih dahulu. Seperti yang dicontohkan di atas mengenai isim hal yang mensifati fiil sehingga makna dari kalimat atau ayat tersebut bisa dipahami.
BalasHapusBegitu juga dengan pendekatan paradigmatik yang harus mencari keterkaitannya antara makna satu lafadz dengan lafdz lain, sehingga dapat dipahami maksudnya. Sperti yang dicontohkan diatas bahwa kita hidup di dunia ada batasan-batasannya. Kita hidup di antara konsep hukum maksimum dan minimum atau dengan kata lain kita hidup melalui jalan tengah (al-hanifiyyah)
Berdasarkan penerapan langkah-langkah menggali makna sintagmatik-paradigmatik dalam contoh yang diajukan oleh pemakalah tersebut menurut saya sudah cukup jelas, dimana pemakalah mengumpulkan ayat yang berhubungan dengan kata hanifa yang menjadi kajian sentralnya kemudian menentukan makna dasar serta makna yang berhubungan (relasi) secara linear sebab analisa makna sintagmatik sendiri ialah suatu analisis yang berusaha menentukan makna suatu kata dengan cara memperhatikan kata yang terletak di depan dan di belakang kata yang sedang dibahas dalam suatu bagian tertentu. Sedangkan untuk menggali makna paradigmatiknya pemakalah juga cukup sesuai dengan memaparkan kata yang mirip maknanya dengan kata hanafa seperti kata janafa ataupun kata yang berlawanan dengan kata hanifa seperti dalam konsep al-istiqomah yakni kata sirath al-mustaqim. Dikatakan cukup sesuai sebab analisa makna paradigmatik yaitu suatu analisis yang mengkompromosikan kata atau konsep tertentu dengan kata atau konsep yang lain yang mirip (sinonim) atau bertentangan (antonim).
BalasHapusDela Ayuwini (3117027)
BalasHapuskata tidaklah bisa ditentukan hanya dari kata itu, melainkan terkait dengan kata kata lain baik secara linear dalam struktur kalimat, atau kata-kata lain yang berada dalam satu rangkaian ayat sehingga dapat diketahui konteks pemaknaannya, ini disebut dengan sintagmatik, dan dengan kata-kata lain yang hadir dalam sistem walaupun absen dalam rangkaian kalimat dengan cara membandingkan satu konteks pemaknaan ayat dengan ayat lain, sehingga diketahui makna yang berada dalam satu lingkup makna dan makna lain yang diluar lingkupnya, yang disebut dengan paradigmatik.
M sholeh edi Suryani 3117072
BalasHapusMenurut saya, langkah-langkah yg diterapkan pemakalah dalam mencari makan dasar dalam suatu ayat sudah cukup jelas. Runtut dari awal hingga akhir
Sebagaimana yang sudah dijelaskan di atas. Langkah-langkah yang diterapkan pemaklah dalam contoh di atas sudah cukup jelas. Namun, ada beberapa kekurangan dimana pemklah tidak menjelaskan makna dasar dari kata tersebut. Sedangkan di awal, pemakalah menjelaskan bahwa dari beberapa langkah yang sudah dijelaskan salah satu langkah yang bisa diterapkan yaitu dengan menentukan makna dasar.
BalasHapusBerdasarkan pemaparan diatas, penerapan langkah-langkah menggali makna sintagmatik-paradigmatik dalam contoh yang diajukan oleh pemakalah hampir sesuai yakni:
BalasHapusMengumpulkan ayat/kata yang menjadi kajian sentral yaitu surat al-an'am:79 dan an-nisa:125 dengan kajian kata حنيفا
Menentukan makna dasar yaitu pemakalah langsung menuliskan makna yang terdapat dalam ayat tersebut. Tidak ditulis makna dasar.
menentukan makna yang berhubungan (relasi) yang bersifat linear yaitu kata جنفا
Menentukan makna sintagmatik dan asosiatif yakni dengan dihubungkan dengan kata صراط المستقيم, namun saya tidak menangkap makna sintagmatik dan paradigmatik dalam kata حنيفا
Langkah untuk menggali makna sintagmatik dan paradigmatik yang telah dipaparkan di atas adalah menjelaskan tentang bagaimana memperoleh makna suatu kalimat dengan menggunakan pencarian didalam kalimat(ayat Al-Qur'an) mana yg hal dan mana yg fi'il sehingga makna yg dituju oleh ayat tersebut bisa di temukan, pencarian makna tersebut menggunakan ilmu nahwu sharaf, sehingga maknanya dapat dikemukakan dengan jelas dan rinci.
BalasHapusMenggali makna sintagmatik berarti Menggali makna suatu kata dengan melihat siyaq al-kalam/ unsur-unsur lain yang membersamainya yang membentuk satu kesatuan kalimat. Karena setiap kata memiliki makna tersendiri tergantung pada konteks logis kata tersebut dalam sebuah kalimat.
BalasHapusSedangkan paradigmatik menggali makna suatu kata dengan dibandingkan kata lain yang memiliki makna berdekatan atau bahkan berlawanan sehingga dapat diketahui makna yg berada dalam lingkupannya dan di luar lingkupannya. Dengan ini, maka batas suatu konsep makna dapat terbentuk sebagaimana yg telah dicontohkan oleh pemakalah