Senin, 04 Maret 2019

Pengantar Kajian Sirah Nabawiyyah



Setiap umat Islam selalu merindukan untuk bertemu dengan Nabi Muhammad SAW dan kerinduan untuk bertemu itulah yang membawa mereka untuk mengenal lebih jauh dari sosok yang dirindukan. Hal itu wajar, Nabi Muhammad SAW merupakan manusia terpilih dari pilihan manusia yang ada di muka bumi. Islam dan al-Quran telah berhutang budi kepadanya meskipun keterpilihan Muhammad SAW sebagai pembawa risalah Ilahiyah tidak dapat dihindarkan. Atas keterpilihannya pula, Nabi Muhammad SAW mendapatkan “hadiah spesial” dari Allah SWT, yaitu berbagai keistimewaan-keistimewaan yang tidak dapat diperoleh manusia tidak terpilih, bahkan berbeda juga dengan manusia pilihan-pilihan lainnya, seperti keistimewaan Nabi Ibrahim, Musa, Isa dan sebagainya.
Dalam kajian Islam, untuk mengenal lebih dekat Nabi Muhammad, keistimewaan-keistimewaan, peristiwa-peristiwa yang terjadi dan semua kehidupan Nabi Muhammad SAW biasa diistilahkan dengan mempelajari Sirah Nabawiyah.  Secara leksikal, sirah dalam kamus al-munawwir diartikan sebagai perjalanan dan memiliki padanan kata dengan الذكر Ùˆ السمعة (Nama, Reputasi, Kemasyhuran), السلوك (Tingkah Laku), القصة (Kisah), التاريخ(Sejarah, Cerita), الطريق Ùˆ المذهب (Jalan, Cara) dan الهيئة (Bentuk, Rupa). Secara terminologi, sirah nabawiyyah adalah Ilmu untuk mempelajari Kehidupan Nabi Muhammad SAW; Biografi, Keistimewaan-keistimewaan, Kepribadian, Tingkah Lakunya, Kisah perjalanan, Metode yang digunakan oleh Nabi (Dakwah, Mendidik, dan Bertabligh), dan Cerita-cerita terkait para Sahabatnya.
Sekilas, sirah nabawiyyah sama halnya dengan kajian tokoh-tokoh lainnya, seperti kajian biografi kehidupan tokoh pada umumnya. Namun apakah benar mengkaji Nabi melalui Sirah Nabi hanya sekedar untuk mengetahui kehidupan Nabi beserta keistimewaan-keistimewaannya saja?
Ahmad ‘Ubaydi Hasbillah mengatakan:
“tujuan utama mempelajari sirah nabawiyyah bukanlah sekedar mengungkap peristiwa-peristiwa bersejarah tentang Muhammad. Ia juga bukan untuk menonjolkan sisi-sisi superioritasnya dibanding manusia lainnya. Mengkaji sirah nabawiyyah haruslah diarahkan pada pengungkapan nilai-nilai historis dan -sekali lagi- bukan fakta-fakta historis belaka”
Dengan demikian, bahwa mengkaji sirah nabawiyyah tidak sama dengan kajian tokoh pada umumnya. Lebih rinci, Ajid Thohir membuat beberapa tujuan yang dicapai dalam mengkaji sirah nabawiyyah, yaitu:
1.        Memahami Kepribadian Nabi Muhammad.
2.        Memperoleh potret ideal dari tipe-tipe ideal yang berhubungan langsung dengan aspek-aspek kehidupan
3.        Sebagai jalan untuk memahami ayat-ayat al-Quran dan tujuan-tujuan diturunkannya
4.        Memperoleh pengetahuan Islam yang benar
5.        Memperoleh potret idela (uswah hasanah) dalam menjalani kehidupan
6.        Membenarkan dan meyakini keistimewaan-keistimewaan yang diperoleh Nabi Muhammad
Dengan demikian, sudah sangat jelas tujuan dari sirah nabawiyyah dengan kajian tokoh lainnya, bahkan dengan beberapa cara penulisan kehidupan tokoh yang sudah ada, seperti manaqib, tarjamah, dan thabaqat.
Model
Struktur
Obyek
Tokoh
Fokus
Sirah
Kelahiran, keluarga, perjuangan, keberhasilan, dan kematian
Nabi Muhammad SAW
Personal
Perjalanan hidup yang lengkap dan dalam.
Thabaqat
Sepintas kelahiran dan pendidikan, keistimewaan, keahlian, pemikiran.
Sahabat, Komunitas, Ilmu, Mahzab.
Komunal Personal
Pengelompokan kehidupan generasi, profesi keahlian, atau mahzab
Tarjamah
Kelahiran, sepintas perkembangan, perjuangan, keahlian dan kematian
Tokoh tertentu, biografi Umum
Personal
Biografi singkat seseorang. Digunakan dalam pengenalan ringkas
Manaqib
Sepintas kelahiran, perjalanan keilmuan, keistimewaan, kepribadian, karamah, nasehat, perjuangan, ajaran
Tokoh Sufi dan Fikih
Personal
Kumpulan karamah, bersifat empirik-non empirik, spiritualitas. 




















Oleh karena itu, mengkaji sirah nabawiyyah harus memperbanyak data-data dari pembacaan al-Quran, tafsir, hadis-hadis Nabi, kitab-kitab sirah dan data sejarah, sosial dan kebudayaan. Dengan memperbanyak data bacaan di atas, maka tidak hanya sosok Nabi yang akan tergambarkan sebagai sosok Nabi dan Rasul, tetapi sosok Nabi lainnya serta potret ideal Islam praksisnya seperti apa. 
Daftar Bacaan:
Ajid Thohir, Sirah Nabawiyyah: Nabi Muhammad SAW dalam Kajian Ilmu Sosial-Humaniora, Bandung: Penerbit Marja, 2014
Ahmad ‘Ubaydi Hasbillah, "Sirah Nabawiyyah dan Demitologisasi Kehidupan Nabi", dalam Journal of Qur'an dan Hadith Studies, Vol. 1, No. 2, 2012
 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar