Senin, 18 Februari 2019

Revelation Concept of the Koran by Stefan Wild

Pentingnya  al-Quran  bagi  Muslim  dan  Islam  sama  dengan  pentingnya  Yesus  Kristus  bagi  umat  Kristiani  dan  Kristen.  Artinya, baik sarjana Muslim maupun non muslim, dari masa ke masa melakukan penelitian dengan berbagai metode dan paradigma untuk membuktikan statemen tersebut.  
Sarjana Muslim sepakat bahwa Al-Qur’an adalah  kalāmullah yang diturunkan oleh Allah kepada Muhammad saw melalui perantara  Jibril.  Pada  periode  awal,  Al-Qur’an  belum  terbukukan  rapi.  Pembukuan  Al-Qur’an  atau  yang  sering  dikenal  dengan  istilah  kanonisasi puncaknya terjadi pada masa era khalifah Utsman bin Affan. Proses perubahan tersebut, dari sesuatu yang tidak tertulis (oral and listening tradition)  menjadi  tertulis  dalam  waktu  belakangan  ini telah menarik minat para sarjana untuk menelitinya. Perubahan tersebut, yang seharusnya menyelesaikan beberapa persoalan, di kemudian  hari  melahirkan  persoalan  baru,  salah  satu  persoalan  yaitu  terkait text.
Sebagian  sarjana  barat  dalam  kesimpulannya  atas  studi  pre-text atau Al-Qur’an sebelum dikodifikasikan menyatakan bahwa terdapat unsur-unsur lain dalam pembentukan Al-Qur’an. Misalnya Al-Qur’an telah mengadopsi atau mengambil himne-himne umat Kristiani, mengadopsi ajaran Yahudi dan Al-Qur’an berasal dari bahasa Syro-Aramaic.  Adanya  unsur-unsur  tersebut,  mereka  secara  tidak  langsung  menyimpulkan  bahwa  Al-Qur’an  bukanlah  kalāmullāh, meragukan  orisinalitas  atas  Al-Qur’an  sebagai  Firman.  Namun  di  pihak lain, ada sebagian sarjana Barat yang tidak sependapat dengan  hasil kajian tersebut.
Stefan wild adalah sarjana barat yang tidak sependapat dengan hasil kajian di atas. Wild tetap percaya Al-Qur’an adalah sebuah firman Tuhan yang sama halnya yang diyakini terhadap Yesus. Tetapi, firman Tuhan yang berupa Al-Qur’an dan firman Tuhan yang berupa Yesus  jauh  berbeda,  sehingga  terjadi  reduksi  pemahaman,  bahkan  kesalahan fatal, jika membandingkan antara kedua firman tersebut.
Dalam tulisan singkat ini, penulis mencoba memaparkan pandangan
Stefan Wild tentang pewahyuan Al-Qur’an. Selain itu, bangunan pemikirannya, dasar asumsinya dan implikasi dari pemikirannya tersebut juga dibahas dalam tulisan ini.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar